Pascasarjana UIN Bukittinggi Hadirkan Kuliah Inspiratif tentang Moderasi Beragama

Bukittinggi — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi uinbukittinggi.ac.id kembali menggelar kegiatan Studium General bertajuk “Kuliah Moderasi Beragama” pada Kamis, 16 Oktober 2025. Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting ini menghadirkan Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., Direktur Pascasarjana UIN Tulungagung, sebagai narasumber utama. Acara dimulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan diikuti oleh para dosen, mahasiswa, serta tamu undangan dari berbagai perguruan tinggi.

Dalam pemaparannya, Prof. Akhyak menjelaskan bahwa sikap keberagamaan seseorang sangat dipengaruhi oleh dua hal, yakni akal dan keberpihakan hati. Keduanya harus berjalan seimbang agar umat tidak terjebak dalam dua kutub ekstrem, yaitu liberalisme yang berlebihan dalam penggunaan akal dan konservatisme yang kaku dalam memahami teks agama. Menurutnya, moderasi beragama merupakan jalan tengah dalam beragama—sebuah upaya menyeimbangkan pemahaman rasional dan spiritual agar agama tidak kehilangan makna kontekstualnya dalam kehidupan sosial.

Lebih lanjut, Prof. Akhyak memaparkan empat indikator utama dalam moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan, yakni kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, dan NKRI sebagai bentuk pengamalan ajaran agama. Kedua, sikap toleransi yang menghargai perbedaan pandangan, keyakinan, dan ekspresi dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga, penolakan terhadap kekerasan sebagai cara untuk mencapai tujuan keagamaan. Dan keempat, sikap akomodatif terhadap budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran pokok agama. Keempat indikator ini, jelasnya, menjadi panduan penting dalam menjaga keseimbangan keberagamaan di tengah masyarakat majemuk seperti Indonesia.

Prof. Akhyak menegaskan bahwa Indonesia adalah contoh ideal dalam penerapan moderasi beragama, di mana agama dan negara saling berjalan seiring tanpa saling mendominasi. “Negara kita bukan negara agama, tetapi juga bukan negara sekuler. Nilai-nilai luhur agama menjadi landasan moral dan spiritual bangsa,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kekuatan sosial budaya seperti gotong royong, empati, dan kearifan lokal merupakan modal sosial yang memperkuat harmoni dan toleransi antarumat beragama.

Di sisi lain, Prof. Akhyak juga mengingatkan bahwa tantangan terhadap moderasi beragama masih terus ada, terutama munculnya sikap intoleransi dan radikalisme di tengah masyarakat. Untuk itu, beliau menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang moderat, mengembangkan kampung dan sekolah berwawasan moderasi, serta memperkuat penelitian dan publikasi terkait moderasi beragama. Dakwah yang santun dan ramah, menurutnya, juga menjadi kunci untuk mencegah berkembangnya Islamophobia dan menjaga citra Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

Kegiatan Studium General ini menjadi wujud komitmen Pascasarjana UIN Bukittinggi dalam menanamkan nilai-nilai keislaman yang inklusif, toleran, dan berwawasan kebangsaan. Melalui kegiatan akademik semacam ini, diharapkan mahasiswa dan sivitas akademika semakin memahami pentingnya menempatkan agama sebagai kekuatan moral yang menumbuhkan kedamaian, keadilan, dan persatuan. “Moderasi beragama adalah jalan tengah menuju kehidupan yang damai, toleran, dan berkeadilan,” tutup Prof. Akhyak.

Find Us :

Pascasarjana UIN Bukittinggi
🌐 Website: https://pasca.uinbukittinggi.ac.id
📧 Email: pasca@uinbukittinggi.ac.id
📱 Instagram: @pascasarjanauinbukittinggi